Upacara Adat Peumeunap dan Seumuleung Radja Meriahkan Makam Raja Daya ke-545 Tahun di Aceh Jaya

ACEH JAYA – Suasana khidmat dan meriah menyelimuti Kuala Daya, Desa Glee Jong, Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya, pada Minggu, 8 Juni 2025, dalam gelaran Upacara Adat “Peumeunap” dan “Seumuleung Radja”. Acara tahunan ini diselenggarakan untuk memperingati hari wafatnya Sultan Alaiddin Riayat Syah (Poe Teumeureuhom Daya) yang ke-545 tahun. Sekitar 500 orang tamu agung dan masyarakat antusias memenuhi lokasi upacara.

Berbagai tokoh penting hadir memeriahkan acara ini, di antaranya Bupati Aceh Jaya Bapak Safwandi, S.Sos, Wakil Bupati Aceh Jaya Bapak Muslem.D.SE, Pasiops Kodim 0114/Aceh Jaya Kapten Inf Kayum yang mewakili Dandim, Kapolres Aceh Jaya AKBP Zulfa Renaldo, S.I.K., M.S, serta Anggota DPRA Bapak Azhar Abdurrahman, dan Sekda Aceh Jaya Teuku Reza Fahlevi, SE.,MM. Turut hadir pula Ketua MPU, MAA, dan MPD, para asisten, kepala SKPK, camat, anggota DPRK Aceh Jaya.

Keunikan acara ini semakin terasa dengan kehadiran perwakilan raja-raja dari berbagai wilayah di Aceh dan luar Aceh, termasuk Raja Tamiang, Raja Peureulak, Raja Samudera Pasai, Raja Pedir, Raja Meulaboh, hingga Raja Keluang. Kehadiran mereka menunjukkan kuatnya ikatan historis dan budaya antar kerajaan-kerajaan di masa lalu. Unsur Muspika Kecamatan Jaya dan Indra Jaya, serta tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat setempat juga turut meramaikan kegiatan ini.

Upacara dimulai pada pukul 11.00 WIB dengan masuknya seluruh tamu agung ke Astaka Diraja, disusul dengan penjemputan Raja di Bale Peuniyoh. Setelah Raja tiba, prosesi berlanjut dengan pembacaan ayat suci Al-Quran dan selawat Badar.

Salah satu sesi inti adalah “Peusejuk” untuk Bupati dan Wakil Bupati Aceh Jaya, yang dilanjutkan dengan pembacaan doa “Khadam Panyang” oleh Tgk. Faisal. Momen puncak adalah “Amanat Raja” atau maklumat Poe Teumeureuhom Daya yang dibacakan dalam bahasa Daya oleh Raja T. Saifullah.

Prosesi unik lainnya adalah “Nasi Besar” (Bouet Bu Ulee) dan “Seumuleung”, di mana dayang-dayang membasuh tangan Raja. Prosesi seumuleung juga dilakukan kepada tamu agung, termasuk Bupati Aceh Jaya, Dandim Aceh Jaya, dan Kapolres Aceh Jaya, sebagai bentuk penghormatan.

Dalam sambutannya, Pj Bupati Aceh Jaya, Dr. A. Murtala, M.Si, menyampaikan bahwa acara ini adalah wujud nyata upaya mengenang dan melestarikan sejarah raja-raja terdahulu. Beliau menekankan bahwa Upacara Adat Seumuleung memiliki makna mendalam untuk melestarikan tradisi budaya kerajaan dan menjadi wahana adat istiadat serta pariwisata islami di Aceh, sekaligus ajang silaturahmi seluruh masyarakat.

“Saya mengharapkan kepada masyarakat untuk terus menjaga dan melestarikan adat dan budaya yang telah ada di Aceh, khususnya di Kabupaten Aceh Jaya, serta dapat meningkatkan dan mempertahankan nilai-nilai sejarah dalam negeri kita sendiri,” ujar Dr. A. Murtala, M.Si.

Beliau juga mengajak seluruh pihak, termasuk para raja Poe Teumeureuhom dan masyarakat, untuk bersama-sama meningkatkan pembangunan sosial budaya di era teknologi yang semakin maju, menjadikan budaya sebagai potensi wisata yang berkelanjutan.

Kegiatan upacara adat ini berhasil dilaksanakan dengan aman dan lancar, berakhir pada pukul 12.40 WIB, meninggalkan kesan mendalam tentang kekayaan budaya dan sejarah Aceh Jaya yang patut dilestarikan.(0114).

Mungkin Anda juga menyukai